Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada kembali mengadakan kuliah Kapita Selekta pada Jum’at (01/03/19). Pada kesempatan kali ini dengan mengangkat topik Design Thinking, kuliah mengundang salah seorang alumni Teknik Elektro yang telah sukses yaitu Bapak Ahmad Yuniarto. Beliau adalah salah satu alumni Teknik Elektro angkatan 1986 yang juga merupakan mantan President Director Schlumberger Oilfield Services Indonesia. Sebagai salah satu alumni Teknik Elektro yang telah sukses, Bapak Ahmad Yuniarto memberikan beberapa peran penting untuk Departemen dalam beberapa hal salah satunya berperan dalam merancang kurikulum di Departemen yang terkait dengan pengembangan soft skill mahasiswa baik melalui mata kuliah atau melalui program untuk mahasiswa. Kurikulum pengembangan soft skill diberikan melalui mata kuliah wajib yaitu Studium Generale dan Kapita Selekta.
Design Thinking merupakan salah satu topik bahasan yang sangat penting untuk dipahami oleh mahasiswa karena design thinking nantinya akan diterapkan di segala aspek terutama yang berkaitan dengan karir mahasiswa nantinya. Bapak Ahmad Yuniarto mengawali kuliah dengan menjelaskan definisi dari design thinking. Proses design thinking merupakan proses pemecahan suatu masalah atau membuat suatu inovasi dengan menggunakan cara berpikir sehingga dapat memecahkan masalah atau membuat inovasi yang sesuai dengan perspektif dan sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan dalam melakukan design thinking yaitu emphatise, define, ideate, rapid prototype, test.
Dalam kuliah ini Bapak Ahmad Yuniarto juga memberikan sebuah studi kasus contoh penerapan design thinking dalam kehidupan sehari-hari yaitu mahasiswa diminta untuk melakukan tahapan design thinking untuk design toilet pesawat yang sesuai dengan keinginan penumpang dan mudah digunakan oleh penumpang secara efektif dan efisien. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok yang berperan sebagai user dan kelompok yang berperan sebagai designer. User akan mengemukakan pengalaman mereka dalam menggunakan toilet di pesawat serta mendeskripsikan hal-hal apa saja yang dirasa masih kurang efisien dalam penggunaannya. Dalam hal ini, designer akan mendefinisikan beberapa hal yang dirasa masih kurang dalam penggunaan toilet pesawat. Sesuai dengan tahapan design thinking, mahasiswa akan merancang solusi untuk mengatasi permasalahan pada penggunaan toilet di pesawat tersebut dan membuat inovasi dengan melihat perspektif pengguna sehingga akan dihasilkan toilet pesawat yang lebih efisien bagi penggunanya. Dengan dilakukannya studi kasus ini diharapkan mahasiswa menjadi lebih memahami penerapan konsep design thinking di kehidupan sehauri-hari, perkuliahan, maupun dalam memasuki dunia karir nantinya. (efr)